Rabu, 22 Februari 2012

Mengungkap Budaya Mesum dalam Perayaan Hari Valentine

EMPAT belas Februari adalah hari yang ditunggu-tunggu bagi kebanyakan pemuda-pemudi dalam setiap tahunnya, mereka menamakan hari ini sebagai hari Kasih Sayang. Ya, Valentine’s Day. Mereka menganggap hari ini adalah ‘Hari Raya’ orang-orang yang sedang di mabuk cinta, pada hari ini mereka mengekspresikan cinta mereka terhadap orang-orang yang mereka cintai dengan bahasa cinta mereka masing-masing. Padahal hari ini tidak lebih dari hari mesum semata, bagi mereka yang dikuasasi oleh Syahwat nafsunya.
Rupanya hari ini tidak hanya berlaku bagi kalangan remaja atau pemuda, tetapi berlaku pula bagi orang-orang yang telah merajut tali pernikahan. Mereka beralasan bahwa dengan memperingati hari ini, pernikahan mereka semakin melanggeng. Bahkan mereka yang baru duduk di bangku SMP sudah mengenal dan merayakan budaya satanis ini.
Beragam cara para Valentinis untuk merayakan VD, mulai dari mengatakan kata-kata cinta, memberikan kartu Valentine, memberikan bunga, sampai pada mengajak lawan jenisnya untuk melakukan tindakan-tindakan yang mengarah pada perzinaan. Na’udzubillah. Seolah-olah mereka menganggap telah ‘halal’ perbuatan tersebut pada hari ini. Toko-toko swalayan, toko-toko karangan bunga dan club-club malam pun turut memperingati hari ini. Bagaimana tidak, telah disaksikan (penulis) dari salah satu picture yang diupload  di media Facebook, sebuah bingkisan coklat yang dibungkus dengan rapih dan cantik namun bersamaan dengan coklat tersebut disisipkan alat kontrasepsi. Hanya orang-orang yang takut kepada Allah Ta’ala saja yang memahami bahwa hari ini bukanlah hari kasih sayang tetapi hari mesum yang memasal.
Seolah nampak begitu indah, di mana-mana terdapat nuansa cinta, di toko-toko, perkantoran, dan gereja-gereja, bahkan televisi dan radio juga memberikan suguhan kepada penonton dan pendengarnya dengan acara-acara tentang cinta. Tapi ini tak ubahnya kesenangan yang menipu dan kesengsaraan pada hari akhirat.
Telah jelaslah bahwa VD adalah hari kasih sayang yang menipu dan menyengsarakan, sungguh miris ketika di negara yang berpenduduk mayoritas muslim ini dari sekian banyak para pemuja Valentine adalah remaja yang mengaku dirinya muslim. Na’udzubillah. Untuk mereka para remaja muslim yang sedang kehilangan jati diri (jati diri seorang muslim), ketahuilah bahwa kalian sedang tenggelam dalam budaya jahiliyah, budaya yang di produksi oleh para penyembah Salib yang berakulturasi dengan budaya Animisme Romawi!. Sudah selayaknya kalian mengetahui bagaimana asal muasal VD ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar